Permaisuri Istana
بسم الله الرحمن الرحيم
--
Diam dan dengarkan, saat filosofia menguntai kata di atas Qirtas.
Dan kau lihat pena-nya menari rancak di atas pentas putih itu.
Dia menulis mana yang sudah lama dipendam dan terpendam.
Aksara yang berpunca dari rasa yang sungguh amat dalam.
Dan saat tulisannya ini disusun, ia melihat ke angkasa malam.
Menunggu kejora bintang memberi isyarat cinta..
Dan ia pun berharap kan berjumpa.
Dia yang dicinta.
Permaisuri istana sudah tidur berdengkur,
Namun tidak pengawalnya. Dan masih sama harapan itu.
Menunggu pula pada gugusan Aurora yang senyap tapi indah.
Maka dicarilah makna, dicarilah di mana-mana.
Tak kunjung jumpa.
Tak rundung jiwa menyapa.
Naiklah ke atas unta merahmu dan mengembaralah,
Saksikan dunia dari arah sebelah sana. Apakah sama?
Luaskan jiwa - jangan sempit.
Hamparkan yang namanya harapan di lereng bukit Cinta.
Dan semadikan rasamu - pada rasaNya.
Wahai yang dicinta & Maha Mencinta.
Hatiku tawar - jijik dengan dunia.
Manakah kan kubawa hati ini,
Kalau bukan padaMu?
Sekali lagi, permaisuri itu masih tidur berdengkur,
Namun, tidak pengawalnya...
HS,
18/10/2017
12.43 a.m
--
#PermaisuriIstana
#AllahwaRasul
Ulasan
Catat Ulasan